DDi sela-sela suatu rapat penting yang diadakan di belahan Jakarta TImur, seseorang meyampaikan tentang kisah seorang penderita kangker stadium 4. Sudah berobat ke sana-sini tanpa hasil yang begitu berarti, akhirnya dia mengikuti pengobatan alternatif. Pengobatan ini disebut Terapi Positif. Cara pengobatannya adalah dengan memulai berjanji terhadap 2 hal:
1. Selalu bersyukur.
2. Tidak boleh mengeluh.
Ada dua janji. Yang pertama, janji yang bersifat perintah. Dan kedua, janji yang bersifat larangan. Akhirnya, sang pasien mengikuti terapi ini. Setiap hari dari mulai bangun tidur, hingga mau tidur lagi, dia selalu bersyukur. Bersyukur walaupun dia sakit, dia tetap merasakan udara segar. Mempunyai kartu askes. Dikaruniai anak-anak yang sehat wal afiat. Bersyukur istrinya tetap setia dan sabar. Bersyukur dia bisa tinggal di rumah bersama dengan keluarganya. Bersyukur …. dst.
Dia juga sudah tidak pernah mengeluh lagi. Apapun yang dihadapi, selalu ditanggapi dengan positif.
Dan akhirnya, setelah dia mengikuti terapi ini, keajaibanpun terjadi. Dengan kehendak Allah, semua sel kangkernya mati. Dan akhirnya dia hidup sehat sampai sekarang (saat artikel ini ditulis).
Janji Allah memang nyata. “Lain syakartum la’adziidannakum”. Barang siapa yang bersyukur, maka akan kami tambahkan ni’mat untukmu. Apalagi dengan selalu berbaik sangka terhadap Allah, dengan tidak mengeluh menjalani semua yang kita hadapi di dunia ini.
Ada temanku yang orang tuanya sakit komplikasi. Sakitnya gonta-ganti terus. Tapi setelah mengikuti terapi ini, alhamdulillah katanya sakitnya menjadi hilang. Sepertinya, tubuh kita mengikuti bagaimana cara kita mensikapinya.
Ada seseorang yang sudah mencoba melaksanakan dua prinsip ini. Dan katanya, hasilnya sangat dahsyat. Dia merasa seperti bukan dirinya lagi yang dulu. Dia merasa menjalani hidup ini dengan lebih bersemangat, lebih giat, lebih positif. Dan saat ini dia telah menerapkannya dengan keluarganya.
Orang tua teman saya mengalami sakit komplikasi. Bermacam-macam penyakitnya. Seakan-akan gak ada habisnya. Akhirnya, dia mengikuti terapi positif ini. Luar biasa. Dia menjadi lebih bersemangat menjalani hidupnya, dan terasa lebih sehat.
Kisah ini bukan untuk menyepelekan usaha kita dalam melakukan pengobatan medis. Wajar saja kalau kita sakit, kita berobat. Tapi berobat itu bukanlah bermula dari suatu keluhan. Berobat karena kita berusaha untuk memperoleh kondisi yang lebih baik lagi. Kita sudah bersyukur atas kondisi kita sekarang, dan kita insyaAllah selalu akan lebih bersyukur lagi.
Kisah ini tentu saja tidak hanya bermanfaat bagi orang sakit. Sehat maupun sakit, kita bisa melakukan terapi ini. Dan lihatlah perbedaannya. terapi ini tidak ada resikonya, dan bisa diterapkan dalam kondisi apapun.
Tertarik untuk mengikuti terapi positif? Silahkan dicoba. Mulailah dengan merenung, memikirkan menagapa kita harus bersyukur. Coba tulis 10 nomor alasan mengapa anda harus bersyukur. Sudah? Sekarang kita lanjutkan. Coba tulis 10 nomor lagi. Dan anda akan takjub bahwa sebenarnya ada banyak alasan yang tidak batas yang memastikan bahwa anda memang wajib bersyukur. Mulai sekarang, apapun yang anda hadapi dalam kehidupan ini, ayo kita hadapi dengan bersyukur. Dan jangan lupa, tidak boleh mengeluh.
Apakah anda punya pengalaman yang sama? Silahkan masukkan dalam komentar di bawah.
Read More..
Diposkan oleh Gito Pejaten Mas di 9:10 AM 0 komentar
Kamera tersembunyi sedang mengintai anda
Kamera tersembunyi sedang mengintai anda sekarang … Candid Camera is watching you !!!
Sadarkah kita bahwa candid camera sedang mengintai kita tanpa henti. 24 jam sehari, 7 hari sepekan. Tiap gerak-gerik kita dipantau tanpa celah dari berbagai sudut. Dari ujung rambut hingga ujung kaki. Saat kita tidur, mandi, makan, bekerja, belajar, membaca buku, browsing, dan lainnya. Kamera ini bisa tembus pandang. Bahkan sampai ke aliran darah kita. Saking canggihnya kamera itu, sehingga ia bisa merekam juga isi hati dan pikiran kita. Setiap orang dipasangi kamera sendiri-sendiri. Kamera ini mulai dijalankan ketika kita lahir, dan tidak pernah penuh memorinya hingga kamera ini dimatikan. Yaitu waktu kita meninggal.
Dan nanti suatu saat, semua orang akan berkumpul di suatu tempat yang lapang. Di sana, satu-persatu hasil kamera manusia akan ditayangkan secara total ke suatu layar yang sangat besar hingga semua orang bisa melihat. Gak ada yang disensor. Dan semua orang akan melihat itu. Bagaimana seorang anak berbohong pada orang tuanya. Seorang suami berbohong pada istrinya, atau sebaliknya. Terpampang juga isi hati dan pikirannya. Sehingga semuanya benar-benar terbuka. Begitulah keadaan nanti di padang mahsyar, setelah manusia dibangkitkan dari kubur.
Kebayang gak yah … pasti sangat memalukan yah. Setiap orang pasti punya aib. Pastinya, kita tidak mau kalau aib kita terbongkar atau terlihat oleh orang lain. Lebih ngeri lagi kalau semua manusia bisa melihat aib kita di suatu saat nanti. Kita semua merasa takut. Tapi hari itu suatu saat harus kita lalui, mau atau tidak mau.
Allah memerintahkan kita untuk menutup aib kita. Tidak perlu ada orang lain yang mengetahui aib kita. Itulah sebabnya mengapa Allah mengecam orang yang melakukan dosa dengan terang-terangan. Menurut dalil, dosanya tidak bisa diampuni. Karena dia berbuat berdosa, dan memamerkan dosa itu ke orang-orang lain. Dia bangga akan dosanya, dan tidak takut kepada Allah. Dia telah membuka aibnya sendiri. Makanya kalau melakukan suatu dosa, dan belum bisa meninggalkan dosa tersebut, setidaknya jangan lakukan dosa tersebut dengan terang-terangan. Misalnya sudah terlanjur kecanduan rokok. Yah, sambil berupaya mengurangi konsumsi rokok, silahkan merokok di kamar sendiri dan jangan ada orang lain yang tahu. Jangan malah memimpin yasinan di suatu musholla sambil merokok ….
Tidak ada orang yang tidak mempunyai aib. Pasti semua orang punya aib masa lalu. Sebaik-baiknya orang, dia kan manusia. Bukan malaikat. Jadi pasti punya aib, kekurangan, dan dosa. Kecuali Rasulullah Muhammad SAW yang ma’sum.
Jangan anda buka aib anda yang selama ini selalu dijaga oleh Allah. Misalnya dulu anda adalah pencuri. Sekarang sudah tidak. Ketika mau melamar seorang wanita sholehah, gak perlu ngomong bahwa anda dulunya pencuri. Biarlah itu rahasia anda dan Allah saja yang mengetahuinya. Mungkin ini suatu hikmah kalau anda nanti menikah dengan orang yang tidak sepenuhnya anda kenal. Berarti, masing-masing mempunyai aib yang tidak saling diketahui, dan anda berdua akan membuat suatu episode hidup baru dengan melepas aib-aib yang pernah ada.
Kita semua pasti malu karena aib kita nanti akan terbuka dan terlihat oleh semua manusia. Tapi, Nabi SAW pernah bersabda bahwa barang siapa yang menutup aib orang lain di dunia ini, maka Allah akan menutup aibnya kelak nanti di Akhirat. Nah, sepertinya ini kesempatan kita. Kita tutup aib orang lain, dan kita berharap nanti di padang mahsyar, Allah menutup aib kita dan mengampuni semua kesalahan kita. Gak perlu mencari-cari aib orang lain. Dan kalau secara tidak sengaja kita mengetahuinya, jangan pernah membuka aibnya atau bahkan mengancam akan membukanya.
Seorang teman pernah menceritakan aib sahabat saya kepada saya. Saya sangat menyesal, mengapa aib tsb diungkapkan ke saya. Padahal aib tsb tidak membahayakan saya dan tidak berhubungan dengan persahabatan saya dengannya. Akibatnya, persahabatan ini jadi meregang karena hal tsb. Saya sangat menyesalkan hal ini. Andaikata aibnya tidak saya ketahui, maka persahabatan ini kan bisa terus terjalin dengan baik. Anda sependapat? Ingin memberikan komentar? Sillahkan sampaikan pada komentar di bawah.
No comments:
Post a Comment