28 January 2008

4 Tips Kerja Tanpa Stres Posted

4 Tips Kerja Tanpa Stres Posted

1. Meja kerja bersih
Meja kerja yang bersih dari kertas kerja akan sangat membantu anda untuk lebih fokus pada apa yang sedang dikerjakan. Pekerjaan akan cepat selesai karena pandangan tidak terganggu dengan tumpukan kertas di atas meja.

2.Bekerja dengan prioritas Yup, SEMUA pekerjaan memang penting untuk diselesaikan secepatnya. Tapi, kita harus bisa membedakan mana yang mendesak untuk
diselesaikan, mana yang bisa sedikit ditunda. Bekerjalah dengan prioritas! Dan beban pikiran pun akan jauh berkurang.

3. Segera ambil keputusan
Semakin cepat anda mengambil keputusan dalam menghadapi masalah, semakin cepat pula masalah anda akan terselesaikan. And, guess what?
Anda tidak perlu lagi berlama-lama stress memikirkan masalah itu. Bukan pekerjaan yang gampang, tapi harus dilakukan secepatnya supaya tidak berlarut-larut. SEMANGAT!!

4. Delegasikan pekerjaan
Tidak ada orang di dunia ini yang bisa melakukan segala pekerjaan tanpa bantuan orang lain. So, biasakan untuk mulai membagi beban kerja dengan orang lain di tim kerja anda. Stress berkurang dan anda pun akan punya lebih banyak waktu luang untuk aktivitas lainnya.

Masih juga stress? Mungkinkah karena anda tak punya pilihan lain dan merasa dipaksa untuk mengerjakan sesuatu yang sama sekali bukan minat anda? Atau, lebih parah lagi... Anda merasa diperlakukan seperti sapi perah yang hanya menghasilkan keuntungan buat boss anda?

Kalau begitu, sudah saatnya anda bergerak maju dan bebaskan diri anda dari stress! Caranya? Cari peluang bisnis sampingan yang bisa mendatangkan penghasilan tambahan. Dengan bertambahnya penghasilan,
anda akan punya lebih banyak pilihan dan otomatis stress pun jauh dari pikiran anda...

24 January 2008

Rahmat dibalik cobaan

Firman Allah SWT, pada Al-Baqarah:156-157 :Yaitu orang-orang yang
apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan : Inna lillahi wa inna ilaihi
rajiun (arti:sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami
kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhannya, dan mereka ialah orang-orang yang mendapat
petunjuk. (Al-Baqarah : 156-157)

Tujuan musibah atau cobaan yang diturunkan Allah kepada hamba-Nya adalah :

1.Untuk membersihkan dan memilih, mana orang mukmin yang
sejati dan mana yang munafik.
2.Untuk mengangkat derajat serta menghapuskan dosa.
3.Untuk melihat sejauh mana kesabaran dan ketaatan seorang
hamba.
4.Untuk membentuk dan mendidik manusia, sehingga menjadi
umat dgn keimanan yang tinggi.
5.Sebagai latihan supaya manusia terbiasa menerima berbagai
ujian, dengan demikian akan bertambah kesabaran, kuat
cita-cita dan tetap pendiriannya.

Bagi orang yang terkena musibah, hendaklah ia kembali kepada kalimah yang penuh dengan arti kebaikan dan keberkahan, sebab firman Allah SWT :
"Inna Lillahi" mengandung arti ketauhidan serta pengakuan akan kehambaan, sedangkan firman-Nya : "Wa inna ilaihi raji'un" adalah sebagai pengakuan, bahwa Allah-lah yang menjadikan kita binasa dan Dia pula yang akan membangkitkan kita kembali.

Obat Bagi Orang yang Terkena Musibah

Firman Allah SWT, yang artinya :"Berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang ketika ditimpa musibah, mereka berkata :"Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya kita kembali" (Al-Baqarah : 155-156).

Ayat diatas mengandung dua perkara yang sangat besar :

Pertama, orang yang ditimpa musibah akan menyadari dengan
sebenar-benarnya bahwa dirinya, keluarganya, hartanya, anaknya adalah milik Allah SWT.

Kedua, sesungguhnya asal diri seorang hamba dan kembalinya adalah kepada Allah SWT semata.

Beberapa cara untuk menyembuhkan perasaan susah ketika ditimpa musibah adalah:

1.Hendaklah selalu memperhatikan Al-Quran dan Sunnah, yaitu
memperhatikan apa yang terkandung dalam firman Allah SWT dan Sunnah Rasul-Nya, dimana Allah SWT akan memberikan pahala yang sangat besar terhadap orang yang sabar dan rela menerima cobaannya. Disamping itu, orang yang terkena musibah sebaiknya memandang/ mengingat orang lain
yang senasib dengannya dan juga orang lain yang mengalami cobaan yang lebih berat.

2.SPOST http://www.blogger.com/post-create.do HTTP/1.0elalu melihat dengan mata hati, bahwa sesungguhnya
kepahitan yang dialami di dunia ini adalah kemanisan di alam akhirat dan kemanisan di dunia adalah kepahitan di akhirat.

3.Selalu memohon kepada Allah SWT dan bertawakal kepada-Nya. Bagiorang yang terkena musibah, hendaklah ia memohon pertolongan dari Allah SWT dan bertawakal kepada-Nya, serta melihat keagungan-Nya, termasuk juga memohon pertolongan dalam menghadapi musibah dengan penuh kesabaran
dan senantiasa mengerjakan sholat.

4.Selalu mengingati musibah lama dan mengulangi ucapan Inna
Lillahi Wa inna ilaihi raji'un
5.Hendaklah selalu membedakan dua macam kenikmatan, yaitu
kenikmatan di dunia yang fana dan kenikmatan di akhirat yang kekal abadi.

6. Hendaklah selalu menguatkan keyakinan diri dengan menyadari bahwa semua musibah adalah kehendak Allah dengan tujuan untuk menguji ketabahan serta keikhlasan hati seseorang saat menerima musibah

7.Hendaklah menyadari bahwa dunia adalah tempat cobaan.

8. Memohon kepada Allah SWT dari godaan syaitan.
Bagi orang yang dalam keadaan sakit atau kesusahan lainnya, syetan akan selalu berusaha mengganggu dan membisikkan dengan berbagai macam godaan. Tujuan syetan berbuat demikian agar seseorang merasa marah kepada Allah
SWT dan enggan utk bertemu denga-Nya.bahkan sangat diinginkan oleh syetan, agar keluar ucapan atau ungkapan dari mulut seseorang, kata-kata kemarahan serta kata-kata ketidakrelaan lainnya. Jika ini berhasil, syetan akan sangat bergembira karena telah berhasil menggoda dan
menyesatkan orang tersebut.

9.Menyadari hikmah musibah, dimana jika di dunia tidak ada
musibah atau cobaan yang diberikan Allah, pastilah manusia akan dihinggapi penyakit sombong, berkuasa bahkan keras hati.

10.Senantiasa mengobati diri dengan ajaran agama. Dalam menghadapi musibah, siapkan diri dengan pengetahuan keagamaan yang baik. Dengan pengetahuan agama yang baik dan dengan keimanan yang tinggi. Pada waktu ditimpa musibah walau bagaimanapun besarnya, ia tidak akan melakukan hal
yang tidak terpuji dan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.

11. Selalu berzikir kepada Allah SWT
Bagi orang yang terkena musibah, baik musibah tersebut menimpa dirinya, anaknya atau keluarganya, hendaklah ia memperbanyak berzikir kepada Allah SWT buka dengan mengeluh dan sikap negatif lainnya.

12.Menyadari bahwa keluh kesah akan menambah musibah.
Bagi orang yang ditimpa musibah hendaklah menyadari bahwa jika ia berkeluh kesah, akan membuat musuh-musuhnya merasa gembira, juga syetan akan menggodanya utk makin berkeluh kesah serta Allah SWT akan murka kepadanya bahkan pahalanya akan terhapus.

13.Menyadari bahwa Allah SWT tidak mengecewakan hamba-Nya.
Bagi orang yang ditimpa musibah hendaklah menyadari bahwa apabila ia sabar serta penuh keimanan kepada Allah SWT dan mengharapkan gantinya kepada Allah SWT terhadap sesuatu yang hilang darinya, niscaya Allah tidak akan mengecewakan harapannya itu.

14.Mencontoh orang yang tabah pada waktu menerima musibah.
Orang-orang yang kuat keimanannya akan meyakini betapa besarnya pahala bagi orang yang tabah dalam menerima cobaan dari Allah SWT. Dan Allah SWT akan sangat menyayangi hamba-Nya yang tabah menerima musibah Kembalikan dan pasrahkan semuanya kepada Allah SWT....Insya Allah kita
menjadi orang yang selalu di jalan-Nya.......untuk menggapai surga-Nya.

Sumber : Taushiyah-online.com

Kisah Si Syukur dan Si Puas

Kisah Si Syukur dan Si Puas
Ini kisah tentang dua orang saudara kembar yang hidup di desa, yang satu bernama Syukur dan yang satu bernama Puas. Bagaimana mereka berdua tampak sama tetapi sesungguhnya berbeda.

Di ulang tahun mereka yang ke-7 ayah mereka membelikan dua buah sepeda baru. Keesokan harinya ketika matahari fajar baru saja mengintip, Ibu si kembar mendapati Syukur dan Puas sudah tidak ada di tempat tidur mereka. Syukur sudah pergi ke danau di pinggir desa dengan sepeda barunya, dia memang sudah lama ingin sekali mendapat kesempatan berkeliling danau itu, ia ingin melihat keindahannya, hewan-hewan yang ada di sisi utara danau, sampai ke bagian ujung tenggara yang katanya menyimpan banyak tumbuhan langka yang berkhasiat obat.
Sedangkan Si Puas ternyata ada di belakang rumah sedang mencuci dan mengelap sepedanya itunya hingga mengkilat setengah harian penuh! setelah selesai, Puas duduk mengaso sambil memandangi dengan tatapan kagum akan keindahan sepeda barunya yang kinclong itu. Hampir tak sedetikpun matanya berkejap. Hingga senja menyingsing, dan si Syukur sudah kembali dengan seribu cerita tentang keindahan danau, aneka ragam hewan lucu dan tumbuhan aneh yang ditemuinya, Puas masih duduk tersenyum-senyum sendiri memandangi sepedanya.

Si Syukur bersyukur akan sepeda barunya, si Puas merasa Puas dengan sepeda barunya.

Di usia remaja, sebagai hadiah kelulusan dari SMA orang tua mereka memberi uang 1 juta rupiah. Malam itu si Puas langsung mentraktir makan dan minum teman-temannya untuk merayakan keberhasilannya. Besoknya ia mengajak pacarnya ke kota untuk makan, main dan nonton di mal, sebelum pulang pacarnya melirik ke sebuah jam tangan yang tampak begitu manis di balik etalase, karena sangat bahagia dan cinta si Puas langsung menyuruh pramuniaga membawa jam itu ke kasir untuk dibayar tunai. Belum 24 jam uang 1 juta sudah amblas ditelan bumi. Di keesokan hari yang sama, Syukur berdesakkan di dalam bis kota untuk mendaftarkan diri di sebuah universitas ternama di kota terdekat desa mereka. Uang satu juta yang dipegang Syukur pun habis. Dua bulan kemudian Syukur memulai kuliahnya dan menjadi mahasiswa, saudaranya si Puas menganggur dan berpikir untuk mencari kerja saja.

Si Syukur bersyukur akan kelulusannya, Si Puas merasa Puas dengan kelulusannya.

Di umur 25, Syukur dan Puas sama-sama sudah bekerja. Tentunya sebagai lulusan Universitas Syukur memiliki pekerjaan yang lebih berbobot dan lebih baik secara kompensasi daripada si Puas. Kemudian, datanglah sebuah kabar bahwa Ayah mereka meninggal. Surat wasiat POST http://www.blogger.com/post-create.do HTTP/1.0yang dibacakan setelah pemakaman memberikan satu hektar tanah untuk Syukur dan seluruh rumah beserta isinya untuk Puas. Sebulan kemudian Syukur meninggalkan pekerjaannya di kota, menggunakan tabungannya dan kembali ke desa membuka lahan tersebut untuk dijadikan perkebunan karet. Ia membangun rumah sederhana di pinggir kebunnya dan hidup disana. Sementara si Puas cukup puas dengan pekerjaan alakadarnya dan rumah warisannya itu. Ia hidup disana, melakukan pekerjaan yang sama dan itu-itu saja sampai akhir sisa hidupnya. Beberapa tahun kemudian Syukur dikenal sebagai pengusaha agribisnis yang memiliki hampir 10.000 hektar area perkebunan karet yang menjadi tulang punggung ekonomi desa itu. Pabrik pengolahannya memepekerjakan 8000 kepala keluarga dari desa desa sekitarnya dan menghidupi hampir 25.000 orang.

Si Syukur selalu bersyukur atas segala hal yang terjadi dalam hidupnya. Si Puas selalu berpuas akan segala hal yang datang kepadanya.

Syukur dan Puas adalah dua hal yang sepintas sama, tetapi kita perlu mengerti perbedaan mendasar akan keduanya. Menjadi bersyukur berarti memahami bahwa segala hal yang terjadi pada diri kita adalah fana dan tidak akan selamanya, bahwa sebuah pemberian atau anugerah berarti tanggung jawab untuk menggunakannya untuk sebuah tujuan lain yang lebih besar. Secara kontras, menjadi berpuas adalah merasa bahwa apa yang kita dapat adalah hasil final karenanya harus dinikmati habis tanpa perlu memikirkan bahwa sesungguhnya ada sebuah grand design dari kekuatan yang jauh lebih besar di luar semuanya, seperti si Puas yang selalu merasa nyaman dengan apa yang ia dapat dan tidak pernah menyadari bahwa di depan matanya sebenarnya pintu terbuka lebar bagi dirinya untuk bertumbuh dan menjadikan keberadaannya lebih bermakna.

Sayang memang... mungkin karena Si Puas tidak pernah mendengar doa si Syukur yang dibacanya setiap malam sebelum ia tidur, begini bisik harap si syukur:

”Tuhan, berikanlah aku sebuah hati yang tidak pernah merasa puas.

Berikan aku sebuah hati yang selalu memiliki keberanian untuk menyuarakan pertanyaan-pertanyaan yang selalu takut untuk saya ajukan.

Keluarkan aku dari jerat bungkusan rasa nyaman.

Buat aku mampu menikmati apa yang engkau berikan, tetapi dalam waktu yang bersamaan limpahi aku pemahaman bahwa apa yang kau berikan itu bukanlah segala-galanya.

Biarkan aku selalu merasa bahwa SAYA SUDAH BAIK, tetapi diatas semua itu buat saya selalu melihat bahwa saya selalu bisa menjadi SESEORANG YANG JAUH LEBIH BAIK.

Karena jika saya tetap memohon kepadamu, niscaya engkau akan selalu datang dan menuntunku ke sebuah cakrawala pemahaman baru yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Memaknai warna warni baru yang belum pernah aku bayangkan ada”

-Mari selalu berSYUKUR, tetapi jangan pernah merasa PUAS!, it’s the only key for us to always grow, Don’t stop growing friends, we can always be bigger than what we already are. Our hands are meant to reach the sky, sehingga tubuh kita akan dapat mengantarkan jiwa kita kembali bersatu dengan cahaya, dan melebur bersamanya-

18 January 2008

MENIKMATI KRITIK & CELAAN

MENIKMATI KRITIK & CELAAN

Kejernihan dan kekotoran hati seseorang akan tampak jelas tatkala
dirinya ditimpa kritik, celaan, atau penghinaan orang lain. Bagi orang
yang lemah akal dan imannya, niscaya akan mudah goyah dan resah. Ia akan
sibuk menganiaya diri sendiri dengan memboroskan waktu untuk memikirkan
kemungkinan melakukan pembalasan. Mungkin dengan cara-cara
mengorek-ngorek pula aib lawannya tersebut atau mencari dalih-dalih
untuk membela diri, yang ternyata ujung dari perbuatannya tersebut hanya
akan membuat dirinya semakin tenggelam dalam kesengsaraan batin dan
kegelisahan.

Persis seperti orang yang sedang duduk di sebuah kursi sementara di
bawahnya ada seekor ular berbisa yang siap mematuk kakinya. Tiba-tiba
datang beberapa orang yang memberitahukan bahaya yang mengancam dirinya
itu. Yang seorang menyampaikannya dengan cara halus, sedangkan yang
lainnya dengan cara kasar. Namun, apa yang terjadi? Setelah ia mendengar
pemberitahuan itu, diambilnya sebuah pemukul, lalu dipukulkannya, bukan
kepada ular namun kepada orang-orang yang memberitahukan adanya bahaya
tersebut.

Lain halnya dengan orang yang memiliki kejernihan hati dan ketinggian
akhlak. Ketika datang badai kritik, celaan, serta penghinaan seberat
atau sedahsyat apapun, dia tetap tegar, tak goyah sedikit pun. Malah ia
justru dapat menikmati karena yakin betul bahwa semua musibah yang
menimpanya tersebut semata-mata terjadi dengan seijin Allah Azza wa
Jalla.

Allah tahu persis segala aib dan cela hamba-Nya dan Dia berkenan
memberitahunya dengan cara apa saja dan melalui apa saja yang
dikehendaki-Nya. Terkadang terbentuk nasehat yang halus, adakalanya
lewat obrolan dan guyonan seorang teman, bahkan tak jarang berupa cacian
teramat pedas dan menyakitkan. Ia pun bisa muncul melalui lisan seorang
guru, ulama, orang tua, sahabat, adik, musuh, atau siapa saja. Terserah
Allah.

Jadi, kenapa kita harus merepotkan diri membalas orang-orang yang
menjadi jalan keuntungan bagi kita? Padahal seharusnya kita bersyukur
dengan sebesar-besar syukur karena tanpa kita bayar atau kita gaji
mereka sudi meluangkan waktu memberitahu segala kejelekkan dan aib yang
mengancam amal-amal shaleh kita di akhirat kelak.

Karenanya, jangan aneh jika kita saksikan orang-orang mulia dan ulama
yang shaleh ketika dihina dan dicaci, sama sekali tidak menunjukkan
perasaan sakit hati dan keresahan. Sebaliknya, mereka malahan bersikap
penuh dengan kemuliaan, memaafkan dan bahkan mengirimkan hadiah sebagai
tanda terima kasih atas pemberitahuan ihwal aib yang justru tidak sempat
terlihat oleh dirinya sendiri, tetapi dengan penuh kesungguhan telah
disampaikan oleh orang-orang yang tidak menyukainya.

Sahabat, bagi kita yang berlumur dosa ini, haruslah senantiasa waspada
terhadap pemberitahuan dari Allah yang setiap saat bisa datang dengan
berbagai bentuk.

Ketahuilah, ada tiga bentuk sikap orang yang menyampaikan kritik.
Pertama, kritiknya benar dan caranya pun benar. Kedua, kritiknya benar,
tetapi caranya menyakitkan. Dan ketiga, kritiknya tidak benar dan
caranya pun menyakitkan.

Bentuk kritik yang manapun datang kepada kita, semuanya menguntungkan.
Sama sekali tidak menjatuhkan kemuliaan kita dihadapan siapapun,
sekiranya sikap kita dalam menghadapinya penuh dengan kemuliaan sesuai
dengan ketentuan Allah SWT. Karena, sesungguhnya kemuliaan dan
keridhaan-Nyalah yang menjadi penentu itu.

Allah SWT berfirman, "Dan janganlah engkau berduka cita karena perkataan
mereka. Sesungguhnya kekuatan itu bagi Allah semuanya. Dia Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Yunus [10] : 65)

Ingatlah, walaupun bergabung jin dan manusia menghina kita, kalau Allah
menghendaki kemuliaan kepada diri kita, maka tidak akan membuat diri
kita menjadi jatuh ke lembah kehinaan. Apalah artinya kekuatan sang
mahluk dibandingkan Khalik-nya? Manusia memang sering lupa bahwa qudrah
dan iradah Allah itu berada di atas segalanya. Sehingga menjadi sombong
dan takabur, seakan-akan dunia dan isinya ini berada dalam genggaman
tangannya. Naudzubillaah!!!

Padahal, Allah Azza wa Jalla telah berfirman, "Katakanlah, Wahai Tuhan
yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada orang Kau
kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Kau kehendaki.
Engkau muliakan yang Kau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Kau
Kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau
Maha kuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali 'Imran [3] : 26)***

(Sumber : Majalah FSMQ EDISI 08/TH.1/FEBRUARI 2000)

17 January 2008

Mengatasi Batuk Pilek Secara Alami

Mengatasi Batuk Pilek Secara Alami

Written by Swastioko Budhi Suryanto
Friday, 01 June 2007
Siapa yang belum pernah terkena batuk pilek ?. Rasanya jarang ada orang yang kebal batuk pilek. Penyakit ini mudah menyerang setiap orang, tak pandang usia maupun jenis kelamin. Datangnya pun bisa lebih dari sekali dalam setahun, terlebih pada anak-anak. Bagi sebagian orang, penyakit ini malah sudah dianggap penyakit langganan yang selalu datang setiap kali terjadi perubahan musim.

Batuk pilek beda dengan influensa

Biasanya gejala batuk pilek dimulai 2-3 hari setelah terjadinya infeksi. Gejalanya sangat khas, yaitu bersin-bersin, hidung berair, hidung tersumbat, batuk, suara serak. Hal itu bisa berlangsung kurang lebih seminggu. Biasanya hanya 2-3 hari bila gejalanya ringan, tapi bisa sampai 2 minggu bila gejalanya tergolong parah. Namun bila sudah lebih dari 2 minggu gejala pilek belum hilang juga, bisa jadi penyebabnya adalah alergi.

Umumnya orang sering terkecoh, menyamakan batuk pilek dengan influensa. Gejala awalnya memang mirip, tapi gejala batuk-pilek lebih ringan dibandingkan influensa. Influensa cenderung menimbulkan demam, otot kaku, dan batuk yang lebih parah. Tetapi gejala influensa yang ringan, bisa saja mirip dengan batuk pilek. Memang cukup sulit membedakan berdasarkan gejala.

Baik batuk pilek maupun influensa sama-sama disebabkan oleh virus, namun jenis virus penyebabnya berbeda. Jenis virus penyebab gejala batuk pilek dan influensa jumlahnya bisa lebih dari 200 macam. Itu sebabnya sulit bagi tubuh kita untuk membangun kekebalan. Karena setiap kali virus yang menyerang bisa berbeda-beda.

Pilek terjadi karena kedinginan ?

Selama ini, banyak orang beranggapan bahwa kedinginan bisa menyebabkan pilek. Berdasarkan penelitian, ternyata tidak pernah terbukti bahwa terpapar cuaca dingin, kedinginan, atau kepanasan bisa menyebabkan pilek jika kita terinfeksi virus. Namun dr. Elson M. Hass, seorang dokter dari Amerika yang menggabungkan pengobatan konvensional dan alami, dalam artikelnya Staying Healthy with Dr Elson Haas menjelaskan bahwa virus bukan satu-satunya penyebab batuk pilek. Menurut dia, kekebalan tubuhnya lemah cenderung lebih mudah terkena penyakit infeksi. Dan hal-hal yang menyebabkan lemahnya kekebalan tubuh, diantaranya adalah pola makan yang buruk, kurangnya olahraga, stress, dan kurang tidur.

Nampaknya kita memang perlu lebih mewaspadai stres yang kita alami sehari-hari. Karena berdasarkan penelitian, stres bisa menekan kekebalan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infePOST http://www.blogger.com/post-create.do HTTP/1.0ksi. Ketika kita stres, terjadi peningkatan pelepasan hormon kortikosteroid, jenis hormon yang telah diketahui bisa menekan kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi. Kehidupan modern yang cenderung menimbulkan stres diduga merupakan salah satu penyebab tingginya kasus penyakit batuk pilek di kota-kota besar.

Mengenai pilek yang terjadi setiap perubahan musim, menurut Dr. Haas kemungkinan yang kita alami adalah gejala detoks alami yang gejalanya memang mirip pilek. Ketika udara menjadi lebih dingin dan lembab, tubuh cenderung membuang sisa-sisa metabolisme dan membersihkan lendir yang berlebihan dan yang menyumbat jaringan sel untuk melancarkan sirkulasi darah. Dengan begitu, kita bisa menyesuaikan diri dengan cuaca di luar.

Tingkatkan imunitas tubuh

Karena belum ada obat yang bisa membunuh virus, maka penderita batuk pilek biasanya cenderung membiarkan saja atau minum obat yang dijual bebas bila gejalanya ringan. Mereka baru datang ke dokter jika gejala yang dialami tergolong berat dan sangat mengganggu. Namun dokter pun biasanya hanya memberikan vitamin dan obat penekan gejala batuk pilek. Obat demam diberikan jika memang ada gejalanya.

Antibiotika terkadang juga diberikan dokter. Sebenarnya antibiotika bukanlah obat yang tepat untuk virus, tetapi lebih cocok untuk bakteri. Tetapi jika sampai terjadi komplikasi seperti infeksi bakteri di bagian tengah telinga atau sinusitis, antibiotika dalam hal ini memang diperlukan.

Nampaknya, upaya pencegahan lebih mudah dilakukan daripada usaha pengobatan. Berdasarkan penelitian, 95% orang normal akan terinkfesi jika ada virus yang masuk ke dalam hidungnya. Namun dari setiap orang yang terinfeksi, hanya 75% yang mengalami gejala batuk pilek. Dua puluh lima persen sisanya meski terinfeksi virus, ternyata tidak mengalami gejala apapun. Diduga hal ini disebabkan karena tubuhnya memiliki sistem kekebalan yang lebih baik.

Jadi jika ingin mencegah terjadinya batuk pilek, maka tindakan yang paling bijaksana pertama adalah meningkatkan kekebalan tubuh. Caranya yaitu dengan memperbaiki pola makan, berolahraga teratur, mengatasi stres dan tidur cukup.

Kita perlu mengurangi konsumsi camilan dan minuman olahan yang mengandung gula. Juga makanan dan minuman yang mengandung aneka pengawet serta pewarna buatan, karena bisa menurunkan jumlah sel-sel darah putih dalam tubuh kita dan melemahkan kemampuan sel darah putih melawan virus. Sebaiknya tiap hari kita mengkonsumsi makanan yang sehat, bergizi seimbang dan dengan menu yang bervariasi. Usahakan jangan sampai kekurangan protein, vitamin A, vitamin C, dan Seng.

Cegah terjadinya penularan

Untuk mencegah terjadinya penularan, kita perlu memahami cara virus ini memperbanyak diri dan menimbulkan infeksi. Yang menarik dalam hal ini, virus penyebab batuk pilek hanya memperbanyak diri di dalam sel hidup. Di luar sel hidup, virus tersebut tidak bisa memperbanyak diri, tetapi bisa hidup sampai terhirup bersama udara hingga masuk ke dalam hidung bisa langsung menimbulkan infeksi.

Virus batuk pilek juga bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh kita lewat mulut, hidung atau mata. Biasanya kita memang mudah terkena batuk pilek ketika berada di dekat orang yang batuk atau bersin-bersin. Namun yang lebih sering, virus masuk dengan perantaraan jari-jari kita karena kebetulan menyentuh benda-benda yang telah terkontaminasi virus seperti pulpen yang terletak di meja, tombol start pada mesin fax atau alat fotokopi, gagang telepon, pegangan tangga atau pintu di tempat umum, atau ketika memencet tombol untuk menyalakan lampu. Sedikit virus saja sudah cukup untuk menimbulkan infeksi.

Pada anak-anak penularannya bisa lebih gampang lagi karena baik di sekolah maupun di taman bermain, kemungkinan terjadinya kontak pada waktu bermain bersama sangat besar. Juga kalau mereka bermain bersama dengan menggunakan mainan yang sama. Jika salah satu terinfeksi mudah sekali menularkan pada anak-anak yang lain.


Langkah-langkah berikut ini mencegah terjadinya penularan :


1.Jika kondisi tubuh Anda atau anak Anda sedang kurang fit, hindari terlalu banyak kontak dengan penderita batuk pilek.

2.Sehabis kontak dengan penderita atau dengan benda-benda serta permukaan tempat yang sekiranya telah terkontaminasi virus, segeralah mencuci tangan. Mencuci tangan bisa melepaskan virus penyebab batuk pilek dari tangan dan jari-jari. Gerakan mencuci tangan tersebutlah yang melepaskan virus tersebut dari tangan dan jari-jari. Sabun dan detergen biasa yang kita gunakan memang tidak bisa membunuh virus tetapi bisa membantu melepaskannya dari tangan dan jari-jari kita.

3.Jauhkan jari-jari Anda dari mata, mulut atau hidung.

4.Usahakan menghindar jika ada orang yang batuk atau bersin ke arah Anda.

5.Bersihkan permukaan benda-benda keras di sekeliling Anda dengan desinfektan.

Atasi dengan cara alami

Jika kita telah telanjur mengalami gejala batuk pilek, berikut ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan :

1.Pastikan tubuh Anda mendapat cukup istirahat di tempat tidur, lepaskan sejenak rutinitas sehari-hari dan usahakan untuk menghalau stres. Tubuh Anda perlu berisitirahat supaya mampu memerangi penyakit ini.

2.Minumlah banyak cairan, terutama air putih, jus buah segar, atau teh herbal panas.

3.Mengkonsumsi sup sayuran dengan bumbu bawang putih akan sangat membantu. Karena bawang outih banyak mengandung bahan kimia yang bisa berfungsi antimikroba, antivirus dan antiprotozoa.

4.Echinacea adalah herba yang telah dikenal bisa membantu mengatasi batuk pilek. Namun herba ini hanya efektif jika dipergunakan saat kita baru terinfeksi virus.

5.Vitamin C dalam dosis tetentu, meskipun tidak bisa mengobati, setidaknya bisa mengurangi keparahan penyakit atau memperpendek selang waktu terjadinya gejala.

6.Minyak esensial yang mengandung eucalyptus dan menthol telah lama digunakan untuk mengatasi batuk pilek dan flu. Menthol banyak terdapat pada minyak peppermint, sedang eucalyptus terdapat pada minyak eucalyptus.

7.Untuk mengatasi batuk, buat ramuan madu dan jeruk nipis. Jika cukup parah buatlah ramuan lidah buaya dan madu.

Sumber : Majalah Nirmala

15 January 2008

Bangkit Setelah Gagal

Bangkit Setelah Gagal
Sabtu kemarin, saya berkunjung mendatangi acara Reuni Sekolah, saya bertemu dengan sahabat lama, teman akrab saya dulu, dan say liat muka yang kurang bahagi, setelah alam berdiskusi, dia bercerita bahwa pada saat ini dia mengalami beberapa kegagalan dalam hidupnya, dia gagal membina Hubungan asmara, dia Gagal Memperoleh pada suatu perusahaan yang dia inginkan.

Kita Semua pasti akan menyambut datangnya sukses dengan tangan terbuka. sebaliknya, banyak orang akan berusaha agar tidak mengalami kegagalan. Kenyataannya, sukses dan gagal merupakan "satu paket" yang tidak bisa dipisahkan. Lalu, mengapa kita harus takut pada kegagalan? Yang perlu kita
ketahui adalah apa yang harus kita lakukan ketika kegagalan datang.

Jika kita sadar bahwa kegagalan itu merupakan bagian dari sukses dan kegagalan merupakan guru yang terbaik, maka kita tidak akan takut ketika kegagalan datang.

Sebagai manusia tentu kita memiliki perasaan dan emosi. Pada saat kita melakukan kesalahan ataupun kegagalan yang menurut kita sangat mengecewakan dan memalukan diri kita, tentu kita dapat merasa kesal, sedih, dan bingung.
Tidak jarang pula kita mungkin marah terhadap diri kita sendiri. Jika kita memang merasakan hal yang demikian, kita berhak meluapkan kesedihan kita sejenak dengan menangis, menceritakan kekesalan maupun kesedihan kita kepada keluarga kita ataupun sahabat yang kita percayai, mungkin juga berteriak
dengan keras di suatu lapangan rumput yang luas atau berbagai ekspresi kekesalan

kita sudah tahu bahwa kegagalan bukanlah hal yang perlu ditakutkan. Bahkan banyak hal positif yang bisa kita petik dari kegagalan. Selanjutnya, yang perlu kita ketahui adalah langkah-langkah apa yang perlu kita ambil jika kita harus mengalami kegagalan.

Kesadaran.
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa kita sedang mengalami kegagalan. Tanpa kesadaran ini, kita tidak bisa berlanjut ke langkah perbaikan berikutnya. Biasanya, banyak tanda-tanda yang menyertai datangnya kegagalan, antara lain, hasil penilaian kinerja yang buruk, masalah dalam komunikasi antardepartemen, arus kas yang terhambat, menurunnya keuntungan, ataupun berkurangnya pelanggan secara drastis dalam
kurun waktu tertentu. Evaluasi. Setelah kita sadar bahwa kita telah mengalami kegagalan, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi kesalahan apa yang sudah kita lakukan.
Evaluasi bisa dilakukan dengan mengurut kembali langkah-langkah yang telah kita lakukan sebelumnya, lalu menganalisa kegagalan yang terjadi.

Kegagalan bPOST http://www.blogger.com/post-create.do HTTP/1.0isa saja terjadi karena faktor internal: keterampilan dan pengetahuan yang kurang, fasilitas dan dukungan yang terbatas, sikap yang negatif, kurang komitmen, atau kurang persiapan. Kesalahan bisa juga datang dari luar: kondisi perekonomian yang memburuk, peraturan dan perundang-undangan baru yang tidak mendukung, atau adanya teknologi baru
yang belum kita manfaatkan.

Koreksi dan perubahan.
Hasil evaluasi kemudian perlu kita olah agar bisa kita gunakan untuk mempelajari dan menentukan tindakan koreksi yang harus dilakuan dan perubahan yang perlu kita ciptakan untuk membantu kita bangkit dari kegagalan.

Konsolidasi.
Setelah tindakan koreksi dan perubahan kita susun, langkah selanjutnya adalah melakukan konsolidasi. Konsolidasi bisa kita lakukan ke dalam ataupun ke luar, dan dengan berbagai pihak, antara lain: atasan, bawahan, rekan sekerja, pelanggan, supplier, bahkan keluarga dan teman. Konsolidasi ini diperlukan untuk menggalang dukungan, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan, serta menyusun strategi sukses.

Perencanaan.
Setelah konsolidasi dilakukan, perencanaan yang lebih matang pun bisa kita siapkan. Dalam perencanaan, jangan lupa untuk mengantisipasi kendala, kesalahan, dan kegagalan yang mungkin harus kita alami, atau bahkan yang harus kita ciptakan untuk kita jadikan batu loncatan guna meraih sukses (seperti sang keledai yang menggunakan tanah yang dilemparkan ke pundaknya
untuk melangkah maju dan keluar dari mulut sumur).

Aksi.
Perencanaan yang telah disusun harus segera diimplementasikan. Perencanaan tanpa pelaksanaan tak ada nilai tambahnya. Jadi, setelah semuanya disusun dengan baik, langkah selanjutnya adalah melaksanakannya, yaitu melakukan aksi, setelah itu barulah kita bisa memetik hasilnya. Ayo bergerak stelah
pernah mengalami kegagalan.

beberapa tokoh dunia seperti Soichiro Honda, Thomas Edison, Rupert Murdock, Albert Einstein adalah orang-orang yang meraih sukses di bidang masing-masing melalui berbagai kegagalan. Mereka sudah membuktikan bahwa kegagalan berada dalam satu paket dengan kesuksesan. Mereka juga telah banyak memperoleh manfaat dari serangkaian kegagalan yang mereka alami.
Jadi, jika kegagalan datang, kita tidak perlu patah semangat, pastikan bahwa kita memetik manfaat dari kegagalan dan menggunakannya sebagai batu loncatan untuk meraih sukses,Sukses Adalah Percobaan yang ke… dan Berhasil

Banyak orang bijak menjadikan kegagalan sebagai motivasi untuk mencapai kesuksesan. Saat mendapatkan kegagalan, mereka tidak hanya berpangku tangan menyesali diri namun bangkit untuk berusaha memperbaiki kegagalan tersebut hingga mencapai hasil yang diinginkan. Bagaimana dengan Anda...

Kehebatan kita bukannya karena tidak pernah jatuh,tetapi mampu bangkit kembali setiap kali kita jatuh"Oliver Goldsmith

"Saya berpikir dan berpikir selam berbulan-bulan dan
bertahun-tahun.ternayata 99 kali kesimpulannya salah.Tetapi pada kesempatan yang ke 100,saya betul" Albert Einstein

= setelah berhasil bangkit dalam Melewati fase hidup yang menyakitkan =


04 January 2008

Mengenal Sistem Produksi Tepat Waktu (Just In Time System)

Mengenal Sistem Produksi Tepat Waktu (Just In Time System)
Written by Mohammad Syarwani
I. Sistem Produksi Barat

Sistem produksi yang paling banyak dipakai saat ini adalah yang berasal
dari Eropa dan Amerika. Sistem produksi tersebut dikenal sebagai sistem
produksi western. Ciri-ciri dari sistem produksi ini antara lain

-melakukan peramalan dalam menentukan kuantitas produksi,

-melakukan optimasi dalam penjadwalan produksi, penentuan kebutuhan bahan,
penentuan kebutuhan mesin, pekerja, dll.

-terdapatnya departemen pengendalian kualitas,

-terdapatnya gudang receiver dan gudang warehouse sebagai penyimpan
persediaan, dll.

Secara garis besarnya adalah masih terdapatnya unsur- unsur probabilistik
dalam melakukan keputusan untuk masalah-masalah sistem produksi. Filosofi
dasar dari sistem produksi western adalah bagaimana mengoptimalkan
unsur-unsur sistem produksi yang tersedia. Hal ini memungkinkan karena
negara-negara barat waktu itu masih memiliki resourcess yang cukup banyak.

Pada tahun 1970-an terjadi krisis minyak bumi yang sangat mempengaruhi
industri-industri barat sebagai consumer terbesar. Sedangkan Jepang tidak
begitu terpengaruh krisis tersebut karena Jepang sudah biasa hemat dalam
menggunakan resources khususnya minyak bumi. Akibatnya industri-industri
barat mengalami kemerosotan sedangkan sebaliknya di Jepang justru mulai muncul.

Pada tahun 1980-an sistem produksi jepang mulai menunjukkan
keunggulan-keunggulannya sedangkan barat justru baru mulai merekonstruksi
dan merestrukturisasi sistem produksinya baik melalui teknik-teknik
produksinya maupun manajemennya. Pada tahun 1990-an Jepang nampak berkembang
pesat dan jauh meninggalkan Eropa ataupun Amerika.


II. Sistem Produksi Jepang

Sistem produksi Jepang dikenal dengan nama Sistem Produksi Tepat-Waktu
(Just In Time). Filosofi dasar dari sistem produksi jepang (JIT) adalah
memperkecil ke mubadziran (Eliminate of Waste). Bentuk kemubadziran antara
lain adalah

Kemubadziran dalam Waktu, misalnya ada pekerja yang menganggur (idle time),
mesin yang menganggur, waktu transport dalam pabrik tidak efisien, jadwal
produksi yang tidak ditepati, keterlambatan material, lintasan produksi yang
tidak seimbang sehingga terjadi bottle-neck, terlambatnya pengiriman barang,
banyak-nya karyawan yang absen, dsb.

Kemubadziran dalam MateriPOST http://www.blogger.com/post-create.do HTTP/1.0al, misalnya terlalu banyak buangan (scraps,
chips) akibat proses produksi, banyak terjadi kerusakan material atau
material dalam proses, banyaknya material yang hilang, material yang usang,
nilai material yang menurun akibat terlalu lama disimpan, dll.

Kemubadziran dalam Manajemen, misalnya terlalu banyak karyawan kantor,
banyak terjadi mis-informasi antar departemen, banyaknya overlapping dalam
penugasan, pelaksanaan tugas yang tidak efektif, sulit dalam koordinasi,
dll. Jepang melakukan eliminate of waste karena jepang tidak punya resources
yang cukup. Jadi dalam setiap melakukan pengambilan keputusan terutama
untuk masalah produksi selalu menganut kepada prinsip efisiensi, efektifitas
dan produktivitas.

Untuk dapat melaksanakan eliminate waste Jepang melakukan strategi sebagai
berikut :

- Hanya memproduksi jenis produk yang diperlukan

- Hanya memproduksi produk sejumlah yang dibutuhkan

- Hanya memproduksi produk pada saat diperlukan.

Tujuan utama dari sistem produksi JIT adalah untuk dapat memproduksi produk
dengan Kualitas (quality) terbaik, Ongkos (cost) termurah, dan Pengiriman
(delivery) pada saat yang tepat, dan disingkat QCD. Tujuan utama ini bisa
dicapai jika ketiga unsur berikut dapat dilaksanakan secara terpadu, yaitu
Melakukan pengendalian kuantitas dengan baik.

Untuk dapat menentukan kuantitas yang tepat maka diperlukan sistem informasi
yang baik. Sistem informasi untuk memproses produk tersebut di Jepang
dikenal dengan istilah Kanban (kartu berjalan). Pelaksanakan pengendalian
kuantitas akan berjalan dengan baik jika didukung oleh suplier dan consumer
yang pasti dan tepat waktu. Jika hal ini dapat dilakukan maka kita akan
dapat mengeliminir waste dalam material sehingga konsep Zerro Inventory
dapat dilaksanakan.

Melakukan pengendalian kualitas dengan baik.
Dalam melakukan pengendalian kualitas di Jepang dikenal dengan istilah TQC
(Total Quality Control). Tujuannya adalah untuk dapat memenuhi konsep Zero
Defect. Didalam sistem produksi di jepang tidak ada departemen pengendalian
kualitas, tetapi yang ada adalah Quality Assurance (jaminan kualitas).
Konsep zero defect tersebut akan dapat berjalan dengan baik jika para
pekerja diberi kewenangan (otonomi), agar tidak memberikan hasil produk yang
tidak baik ke rekan kerja berikutnya sehingga tidak menyusahkan pekerja lainnya.

Menjunjung tinggi harkat kemanusiaan karyawan. Didalam sistem produksi
dikenal 5 faktor produksi yang penting agar produksi dapat berjalan dengan
baik yang dikenal dengan istilah Lima M, yaitu Man, Machine, Material,
Money, dan Method. JIT tidak ingin menganggap Man hanya sebagai salah satu
faktor produksi saja, tetapi lebih dari itu yakni ingin mengangkat harkat
karyawan sehingga karyawan tersebut merasa memiliki sebagian dari
perusahaan. Untuk dapat melakukan ini ada 3 cara, yaitu :

a. Otonomi (kewenangan).

Karena karyawan sebagai pelaku dan penentu dalam proses produksi maka perlu
kewenangan sehingga dapat mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan
batasan tugas dan tanggungjawabnya.

b. Flexibility

Karyawan perlu mengetahui dan bisa melakukan pekerjaan- pekerjaan lain
diluar pekerjaannya. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi kebosanan
(boredom) atau kejenuhan dan dapat melakukan subtitusi kerja lainnya jika
karyawan yang ber-sangkutan absen.

Ditinjau dari segi manajemen adalah menguntungkan dalam segi
pengkoordinasian karena setiap karyawan mengerti akan keterkaitannya dan
tugas-tugas rekan kerjanya yang lain. Dengan cara tersebut akan didapat
karyawan yang bersifat multifungsi. Jika karyawan diarahkan kepada
pekerjaan yang bersifat Spesialisasi saja maka akan muncul hal-hal negatif
antara lain adalah kesulitan dalam mengkoordinasi karena timbulnya
blok-blok atau pengkotakan antar job-nya masing-masing, tidak ada sifat
gotong-royong dalam bekerja, antara karyawan tidak ada sifat kepedulian, dll.

c. Creativity

Jika wewenang, tanggung-jawab, job, dan flexibility sudah dimiliki setiap
karyawan tetapi kreativitas belum tersalurkan maka akan muncul kejengkelan
atau unek-unek dari karyawan tersebut. Untuk itu perlu adanya penyaluran
kretivitas apakah dalam bentuk Urun rembug, brainstorming, atau yang
lainnya. Dengan demikian akan terbentuk suatu Demokrasi dalam sistem produksi.

Sebagai penutup dapat dikatakan bahwa JIT sebenarnya berakar pada ilmu-ilmu
barat. JIT dapat berjalan dan berhasil di Jepang karena didukung oleh budaya
jepang yang sesuai. Jadi secara tidak langsung Jepang dapat memilih dan
membudidayakan budaya asing yang baik untuk disesuaikan dan dikembangkan
menjadi budayanya.

Sedikit tentang Kaizen...... .

Sedikit tentang Kaizen...... .

Kaizen, atau peningkatan terus menerus.... Tidak harus melibatkan
sebuah teknologi tingkat tinggi....Kaizen sebenarnya timbul dari
kesadaran diri maupun kelompok untuk bekerja lebih baik, lebih efisien
serta lebih menyenangkan daripada sebelumnya.

Untuk itu jika kita, sebagai pemimpin kelompok kerja menginginkan
adanya kaizen dalam lingkungan kerja kita, maka langkah-langkah
berikut ini sebaiknya anda lakukan :

1. Mulailah dari diri anda.... lakukan improvement pada kinerja dan
lingkungan kerja anda.

2. Terimalah semua ide dari manapun, bahkan dari bawahan anda
sekalipun .....

3. Tunjukan ide-ide tersebut dalam sebuah papan pengumuman dimana
semua orang dapat melihat

4. Berikan reward... kepada semua yang memberikan ide.... tidak harus
berupa uang (bonus), ada banyak cara untuk memuliakan mereka....
contohnya... . dengan memajang foto mereka pada sebuah dinding, dengan
diberi keterangan seperti : Karyawan Terbaik atau Karyawan Terkreatif.. .

Dengan cara seperti itu maka secara tidak langsung, akan ada
peningkatan kebanggaan terhadap para karyawan tersebut dan membuat
lingkungan tersebut menjadi semakin kreatif.... Ingat : KREATIF ITU
MENULAR !!!!

5. Go down to earth.....Banyak para pemimpin tidaklah melakukan Genchi
Genbutsu (現地 現& #29289;). Mereka sibuk dengan kerjaan mereka di kantor....
mengatur anggaran, mengatur opersional, dan lain-lain. Itu tidaklah
baik.... Berilah/luangkanlah waktu untuk bertemu para pekerja anda
(bawahan anda)... berbicaralah kepada mereka....

6. respect all people.... jangan lihat seseorang hanya dari jabatan
saja... lihatlah mereka sebagai rekan kerja yang memiliki potensi
sangat besar untuk memberikan improvement pada organisasi anda.

7. Lakukanlah dengan tulus dan ikhlas ..... jangan lakukan dengan
terpaksa...

Itulah sedikit tulisan saya mengenai Kaizen....jika ada komentar..
atau pertanyaan silakan untuk kita diskusikan agar terjadilah kaizen...

03 January 2008

Menjadi Seorang Problem Solver yang Profesional

Menjadi Seorang Problem Solver yang Profesional

Menjadi Seorang Problem Solver yang Profesional
Oleh:

Prof. Dr. Vincent Gaspersz, Certified Fellow in Production and
Inventory Management (CFPIM) and Six Sigma Black Belt. Anggota IPOMS,
Guru Besar di Trisakti dan konsultan di berbagai perusahaan (Salim Group,
Astra, Gajah Tunggal, dll)


Dalam setiap bidang kehidupan, kita harus menjadi seorang problem
solver yang profesional. Namun dalam kenyataan tidak banyak orang
yang berhasil, malahan mereka menjadi frustrasi dan kemudian
menyalahkan lingkungan atau faktor-faktor di luar pengendalian
(uncontrollable causes), yang pada akhirnya berakibat pada Stress
(lulus S1), lalu meningkat menjadi Stroke (lulus S2) dan pada
akhirnya mengakibatkan Stop-kematian (lulus S3), dari Universitas
Kehidupan!

Penulis selalu menggunakan pendekatan yang terdiri dari tiga langkah
untuk menyelesaikan masalah, dan dalam praktek terbukti ampuh! Dengan
demikian konsep problem solving ini bukan teori belaka, tetapi telah
terbukti keberhasilannya. Jika konsep ini diterapkan dan tidak
berhasil, maka kesalahan bukan pada konsep ini tetapi karena
ketidakprofesionalan semata dari orang yang menerapkan konsep ini.

Ketiga langkah tersebut adalah: (1) mengidentifikasi masalah secara
tepat, (2) menemukan sumber dan akar penyebab dari masalah itu, dan
(3) mengajukan solusi masalah secara efektif dan efisien.

Langkah Pertama: Mengidentifikasi Masalah Secara Tepat

Secara konseptual suatu masalah (M) didefinisikan sebagai
kesenjangan atau gap antara kinerja aktual (A) dan target kinerja (T)
yang diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan persamaan:
M = T - A. Berdasarkan konsep ini, maka seorang problem solver yang
profesional harus terlebih dahulu mampu mengetahui berapa atau pada
tingkat mana kinerja aktual (A) pada saat ini, dan berapa atau pada
tingkat mana target kinerja (T) itu akan dicapai dan kapan harus
mencapai target kinerja (T) itu? Pada tahap awal ini, kita harus
mampu mendefinisikan secara tegas apa masalah utama (M Besar) kita,
kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja aktual (A) kita pada
saat sekarang, dan juga menetapkan target kinerja (T) dan kapan waktu
pencapaian target kinerja (T) itu?

Langkah Kedua: Menemukan Sumber dan Akar Penyebab dari Masalah

Suatu solusi masalah yang efektif adalah apabila kitaPOST http://www.blogger.com/post-create.do HTTP/1.0 berhasil
menemukan sumber-sumber dan akar-akar penyebab dari masalah itu,
kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan akar-akar penyebab
itu.

Untuk dapat menemukan akar penyebab dari suatu masalah, maka kita
perlu memahami dua prinsip yang berkaitan dengan hukum sebab-akibat,
yaitu:

1. Suatu akibat terjadi atau ada hanya jika penyebabnya itu ada
pada titik yang sama dalam ruang dan waktu.

2. Setiap akibat mempunyai paling sedikit dua penyebab dalam
bentuk: (a) penyebab yang dapat dikendalikan (controllable causes)
dan (b) penyebab yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable
causes). Penyebab yang dapat dikendalikan berarti penyebab itu berada
dalam lingkup tanggung jawab dan wewenang kita sehingga dapat diambil
tindakan (actionable) untuk menghilangkan penyebab itu. Sebaliknya
penyebab yang tidak dapat dikendalikan berada di luar pengendalian
kita. Penyebab yang tidak dapat dikendalikan (berada di luar kontrol
kita) terdiri dari paling sedikit dua penyebab, yaitu: (b1)
penyebab yang dapat diperkirakan (predictable causes) sehingga
memungkinkan kita untuk mengantisipasi dan mencegahnya, dan (b2)
penyebab yang tidak dapat diperkirakan karena belum ada referensi
atau pengetahuan tentang kejadian itu sebelumnya.

Hal yang paling penting agar mampu mencapai solusi masalah yang
efektif dan efisien adalah memahami prinsip ke-2 dari hukum sebab-
akibat di atas, yaitu bahwa setiap akibat memiliki paling sedikit dua
penyebab dalam bentuk (a) penyebab yang dapat dikendalikan
(controllable causes) dan (b) penyebab yang tidak dapat dikendalikan
(uncontrollable causes). Untuk setiap penyebab yang tidak dapat
dikendalikan (uncontrollable causes) akan terdapat lagi dua kategori
penyebab, yaitu: (b1) penyebab yang dapat diprediksi (predictable
causes) dan (b2) penyebab yang tidak dapat diprediksi sebelum
kejadian (unpredictable causes).

Prinsip ke-2 dalam hukum sebab-akibat di atas, mengajarkan
kepada kita bahwa setiap kali kita bertanya "Mengapa (Why)?", kita
seharusnya menemukan paling sedikit dua jenis penyebab di atas,
yaitu: (a) penyebab yang dapat dikendalikan, dan (b) penyebab yang
tidak dapat dikendalikan, selanjutnya untuk setiap penyebab yang
tidak dapat dikendalikan kita seharusnya mampu mengidentifikasi
apakah penyebab yang tidak dapat dikendalikan itu adalah (b1) dapat
diperkirakan atau diprediksi sebelum kejadian, dan (b2) tidak dapat
diprediksi atau diperkirakan sebelum kejadian.

Selanjutnya apabila kita mengumpulkan jawaban dari penyebab yang
dapat dikendalikan dan jawaban dari penyebab yang tidak dapat
dikendalikan namun dapat diperkirakan, maka dua tindakan solusi
masalah berikut dapat diambil, yaitu: (1) menghilangkan akar penyebab
yang dapat dikendalikan, dan (2) mengantisipasi melalui tindakan
pencegahan terhadap penyebab yang tidak dapat dikendalikan namun
dapat diperkirakan itu.

Selanjutnya akar-akar penyebab dari masalah yang ditemukan melalui
bertanya "Mengapa" beberapa kali itu dimasukkan ke dalam diagram
sebab-akibat yang telah mengkategorikan sumber-sumber penyebab
berdasarkan prinsip 7M, yaitu:

1. Manpower (tenaga kerja): berkaitan dengan kekurangan dalam
pengetahuan (tidak terlatih, tidak berpengalaman), kekurangan dalam
keterampilan dasar yang berkaitan dengan mental dan fisik, kelelahan,
stress, ketidakpedulian, dll.

2. Machines (mesin-mesin) dan peralatan: berkaitan dengan tidak
ada sistem perawatan preventif terhadap mesin-mesin produksi,
termasuk fasilitas dan peralatan lain, tidak sesuai dengan
spesifikasi tugas, tidak dikalibrasi, terlalu complicated, terlalu
panas, dll

3. Methods (metode kerja): berkaitan dengan tidak ada prosedur
dan metode kerja yang benar, tidak jelas, tidak diketahui, tidak
terstandardisasi, tidak cocok, dll.

4. Materials (bahan baku dan bahan penolong): berkaitan dengan
ketiadaan spesifikasi kualitas dari bahan baku dan bahan penolong
yang digunakan, ketidaksesuaian dengan spesifikasi kualitas bahan
baku dan bahan penolong yang ditetapkan, ketiadaan penanganan yang
efektif terhadap bahan baku dan bahan penolong itu, dll.

5. Media: berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak
memperhatikan aspek-aspek kebersihan, kesehatan dan keselamatan
kerja, dan lingkungan kerja yang kondusif, kekurangan dalam lampu
penerangan, ventilasi yang buruk, kebisingan yang berlebihan, dll.

6. Motivation (motivasi): berkaitan dengan ketiadaan sikap kerja
yang benar dan profesional (tidak kreatif, bersikap reaktif, tidak
mampu bekerjasama dalam tim, dll), yang dalam hal ini disebabkan
oleh sistem balas jasa dan penghargaan yang tidak adil kepada tenaga
kerja.

7. Money (keuangan): berkaitan dengan ketiadaan dukungan
finasial (keuangan) yang mantap guna memperlancar peningkatan proses
menuju target kinerja yang telah ditetapkan itu.

Langkah Ketiga: Solusi Masalah Secara Efektif dan Efisien

Berdasarkan uraian di atas, maka kita dapat menyusun langkah-langkah
solusi masalah yang efektif dan efisien, yaitu:

1. Mendefinisikan masalah secara tertulis, yang berkaitan dengan
pertanyaan-pertanyaan berikut:

Apa (What): Apa yang menjadi Akibat Utama (Primary Effect) dari
masalah itu?
Bilamana (When): Kapan terjadi masalah itu, sewaktu-waktu atau
sepanjang waktu?
Di mana (Where): Di mana masalah itu terjadi, lokasi dalam sistem,
fasilitas, atau komponen?
Mengapa (Why): Mengapa Anda serius memperhatikan masalah ini,
berkaitan dengan signifikansi dampak dari masalah itu?

2. Membangun diagram sebab-akibat yang dimodifikasi untuk
mengidentifikasi: (a) akar penyebab dari masalah itu, dan (b)
penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat
diperkirakan.

3. Setiap akar penyebab dari masalah dimasukkan ke dalam diagram
sebab-akibat yang mengkategorikan berdasarkan prinsip 7M (Manpower-
tenaga kerja, Machines-mesin-mesin, Methods-metode kerja, Materials-
bahan baku dan bahan penolong, Motivation-motivasi, Media-lingkungan
dan waktu kerja, dan Money-dukungan finansial yang diberikan),
sedangkan penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan namun dapat
diperkirakan, didaftarkan pada diagram sebab-akibat itu secara
tersendiri.

4. Mengidentifikasi tindakan atau solusi yang efektif melalui
memperhatikan dan mempertimbangkan: (a) pencegahan terulang atau
muncul kembali penyebab-penyebab itu, (b) tindakan yang diambil harus
berada di bawah pengendalian kita, dan (c) memenuhi tujuan dan target
kinerja yang ditetapkan.

5. Menerapkan atau melakukan implementasi terhadap solusi atau
tindakan-tindakan yang diajukan itu. Setiap tindakan perbaikan atau
peningkatan kinerja seyogianya didaftarkan ke dalam rencana tindakan
(action plans) yang memuat secara jelas setiap tindakan perbaikan
atau peningkatan mengikuti prinsip 5W-2H (What-apa tindakan
peningkatan yang diajukan?, When-bilamana tindakan peningkatan itu
akan mulai diterapkan?, Where-di mana tindakan peningkatan itu akan
diterapkan?, Who-siapa yang akan bertanggungjawab terhadap
implementasi dari tindakan peningkatan itu?, Why-mengapa tindakan
peningkatan itu yang diprioritaskan untuk diterapkan?, How-bagaimana
langkah-langkah dalam penerapan tindakan peningkatan itu?, How Much-
berapa besar manfaat yang akan diterima dari implementasi tindakan
peningkatan itu dan berapa pula biaya yang harus dikeluarkan untuk
membiayai implementasi dari tindakan peningkatan itu).

Silakan mencoba konsep ini dalam praktek kerja Anda, jika masih GAGAL
agar menghubungi saya untuk berdiskusi, di mana letak kegagalan itu?

THE 6000 RULE

THE 6000 RULE

"The "6" means "6 months": implementation projects should be divided into
rapid incremental projects no more than six months in duration, each. Team
should start planning next phase during current phase. Well, the Six
Thousand Rule is something I've developed over time. The first part is the
six month project. I think it's really critical, once again, that you split
a project into small pieces, and get things done, get the results, get the
benefits from it, and see what you're doing. So these projects that are
mammoth projects that people get done in what we call "big bang" are rare.

[Note from Ahmad Syamil: Hershey Food, Whirlpool, etc. used "big bang" ERP
implementation approach and suffered greatly.
Hershey attempted to do too much at once. Installing SAP R/3 software is
complicated enough. Hershey wanted to install SAP R/3, customer-relations
management (CRM) program from Siebel Systems, and a supply chain management
(SCM) package from Manugistics all at the same time.

The first "0" means "0 interfaces": new software packages should have zero
interfaces to previously installed, legacy code because developing such
interfaces is prohibitively time and resource consuming. Studies showed that
2/3 of the time spent to implement package solution was due to interfaces.
Zero means zero. The old systems are not what you want to go to. They slow
you down, they hold you back. Team will sneak in simple interfaces later.

[Note from Ahmad Syamil: Dr. Landis, a noted consultant in ERP
implementation, also believes in "O" interfaces. He is a former APICS
president.
www.apics.org Old Name: The American Production and Inventory Control
Society. New Name: The Association of Operations Management - Advancing
Productivity, Innovation, and Competitive Success.]

The second "0" means "0 changes to code": developers should not make custom
alterations to code because the resulting code will be difficult to maintain
and upgrade. I went out one time with a package software that people sent me
to look at, and the company loved this package software. And I said, "Well,
what do you think of the new release?" And they basically said, "I love it,
but I can't use it." And I said, "Why can't you use the new release?" The
answer was, "We made so many changes to the code that my people would mutiny
if I asked them to mPOST http://www.blogger.com/post-create.do HTTP/1.0ake the same changes to the new one, test it, and then
implement it again." So we put a very strong case of-when I say zero, I mean
no changes to code.

The third "0" means "0 risk": software should be implemented incrementally,
beginning with a pilot, to prevent the software from putting the
organization's ability to function at risk. It's really important to me
that you don't hurt your company or your organization by implementing a new
system. We have ten billion dollars of orders in this environment. I don't
think I have the right to mess up ten billion dollars worth of HP's business
because I made a mistake in my systems implementation. And there's been
companies that have literally come close to bankruptcy because of a major
change. In this case, the concept of doing pilots and improving on them is
part of making sure that we don't make any big mistakes.

[Note from Ahmad Syamil: FoxMeyer, the fifth largest drug distributor in the
U.S., literally went out of business/bankrupt after spending more than $100
million on a failed ERP SAP R/3 implementation. FoxMeyer blamed SAP and
Andersen Consulting who oversold SAP R/3].

In the same interview with Schmickrath, the 6000 rule is contrasted to the
"Big Bang" approach to package implementation. A big bang project would be a
multi-year project implementing a major software implementation
simultaneously across much or all of a large organization. Schmickrath
states the big bang projects are very risky and usually unsuccessful."

Source: Management Information System (MIS) lecture note from Stanford
University.